Banayak Cerita - Dalam kehidupan manusia, biasanya akan memasuki yang namanya pernikahan kan yah? Dalam babak baru ini, semua manusia pasti mengharapkan yang namanya happily ever after. Tapiii, sayangnya kehidupan tuh ga berlangsung selalu seperti yang seharusnya terjadi. Sebenarnya kalimat seharusnya itu juga ga aada sih. Cause kan namanya juga manusia, hanya pelaksana takdir Tuhan saja (if u believe God) jadi terkadang nasib tidak berpihak pada kita. Niat nya sih ingin memiliki pernikahan bahagia selamanya, hanya dengannya, eeh taunya dia ga bercita-cita sama kayak kita. Misal, suami mau kita di rumah aja, eeh tapi kitanya yang ga mau ladies. "Ngapain gue sekolah tinggi-tinggi kalau ilmu gue ga kepake?", " Gue kan butuh aktualisasi diri di masyarakat sayaaanngg!", dll berbagai macam kisah sepele lainnya. Selain itu ada juga sih yang ekstrim, kayak beberapa kasus yang terjadi, si suami mulai bosen atau punya masalah kebutuhan seks yang tinggi. Salah satu dari temannya teman saya (halah pusing yah), suaminya hyper sex. Kebetulan, sang istri ituuu masa menstruasinya lama, maungkin lebih dari seminggu. Naah selama masa itu kan yah, si suami mesti nahan2 dong kalau mau ML. Naah sayangnya si suami ga bisa nahan selama itu, katanya kepala pusing cenat cenut. jadinya yaa udah deh, si suami bilang sama istrinya kalau dia butuh tambahan satu istri lagi biar bisa melayani hasratnya dia yang tertahan. Weess, saya ga tau deh gimana tanggapan istrinya ladies. Tapi yang saya tau kemungkinann besar pasti sediiihhh banget. Harus berbagi suami (dan anunya) sama wanita lain. Masih mending kalau si suami orang berada, jadi masalah finansial biasa sedikit teratasi. Naah kebanyakan kasus malah, yaa maaaaff banget yah, duit kere, mau nya mencla mencle. Kebanyakan mau gitu. Ituu yang bermasalah biasanya di kemudian hari.
Saya pribadi ga menolak poligami ladies. Jika melihat di berita ada suami yang menikah lagi jusru karena dukungan istrinya, saya ikutan gembira kok. Karena di situ saya melihat ada istri yang berbahagia, ikhlas dan mendukung suaminya. Yang bikin saya bete itu adalah poligami di mana ada pihak (khususnya istri) yang merasa tersakiti. Baik istri pertama, kedua, dst. Termasuk juga anak-anaknya. It doesnt matter, if your family support you. But mostly, the fact is pathethic. Banyak istri dan anak-anaknya yang terlantar, entah dari istri pertama atau maduannya. Salah satu orang yang saya kenal adalah anak dari istri pertama, dan dia menceritakan bagaimana ibunya harus berjuang membiayai dia dan 5 saudaranya yang lain, karena ayah mereka lebih sering berada dan stay di rumah istri kedua. Bgaaimana dia hidup tanpa figur seorang ayah, ayahnya sih ada, masih hidup, dia tahu siapa, cuma yaa ga pernah ketemu. Laah terus piyee?? itu gimana bisa disebut ayah coba?? hanya karena dia membuat si anak ini hadir gitu di dunia?? Padahal seorang ayah tuh ga cuma seseorang yang membuat kita muncul di dunia ini, tapi juga yang muncul seutuhnya dalam kehidupan kita. Ikut tumbuh dan berkembang seperti kita tumbuh dan berkembang, ikut menemani, membantu kita melalui semua prosesnya. That's called daddy!!
Jika mau berpoligami jangan cuma inget ayat lelaki itu boleh beristri 4, tapii juga harus ingat ayat harus berlaku adil, ga ada manusia yang bisa adil, inget cerita di mana Nabi Muh bahkan ga segan-segan turun ke dapur membantu istrinya bekerja, ingat dalil bahwa laki-laki akan dimintai pertanggungjawaban atas istrinya, ibunya, saudara2 perempuannya (adik/kakak), dan anak perempuannya. That's mean, semaakiin banyak istri, anak perempuan, dan saudara perempuan, maka makin banyaklah tanggung jawabnya. Yang mana jika ga bisa melakukannya dengan adil dan benar, surganya taruhannya!! So, susah banget kan kalau poligami itu sebenarnya. Oh ya btw laki-laki juga akan ditanya mengenai anak-anak lakinya juga sih, kan ayah itu kepala keluarga. Tapi yaa sayangnya, kebanyakan laki-laki hanya inget 4 nya aja, inget haknya aja tanpa inget kewajibannya. So sad. Kemunduran dalam umat Islam sih ini namanya.
No comments:
Post a Comment