Monday, 10 July 2017

Tips mengisi waktu luang

Banyak Cerita - Waktu luang atmpaknya menjadi hal yg mewah bagi beberapa orang. Biasanya terjadi pada orang-orang yg sibuk bekerja, atau mengurus hal lain. Tetapi jika memiliki banyak waktu luang, seringkali seseorang menghabiskannya untuk hal yang kurang bermanfaat, malah lebih parahnya untuk hal-hal yang merugikan!! Terus, bagaimana sih sebaiknya waktu luang itu dimanfaatkan? Cek aja beberapa tips berikut yah Ladies!

1. Beribadah
    Dalam Al-Quran dengan jelas Allah menyatakan,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)

    Jika kamu adalah seseorang yang mempercayai adanya Tuhan atau memeluk agama tertentu, sangat dianjurkan agar menggunakan waktu luang untuk beribdah pada-Nya. Seperti penggalan ayat yg tertera di atas, (penulis menggunakan dalil dari agama yg penulis anut) bahwa tidaklah manusia diciptakan kecuali untuk menyembah Tuhan YME. Jadi jika memiliki waktu luang, mengapa tidak kita gunakan untuk menambah "pundi-pundi" pahala sebagai bekal kita kelak Ladies??

2. Menulis
    Dalam hidup seringkali tidak bisa terlepas dari masalah. Baik masalah dari diri sendiri ataupun orang lain. Enaknya sih dalam mengeluarkan uneg-uneg tersebut kita cerita yaah ke teman atau sahabat atau org yg bisa dipercaya. Namun nih seringkali kita tidak bisa melakukan itu. Entah tidak ada waktu untuk bertemu atau malah tidak punya norang terpercaya yg bisa mendengarkan uneg-uneg kita. Nah, solusi lain yg bisa diterapkan adalah menulis. Lebih baik sih kita menulis saat merasa tergangggu dengan masalah/uneg-uneg yg ada. Namun seringkali kesibukan membuat hal itu terlupakam. Oleh karena itu, kamu bisa menggunakan waktu luangmu untuk menumpahkan hal-hal "mengganjal" yg ingin kamu utarakan Ladies. Atau jika kamu merasa ga ada yg ingin diutarakan, kamu bisa lo menulis hal lain seperti cerpen, novel, puisi, menggambar, menulis artikel, dan masiih banyak lagi. Selain menyalurkan hobi, banyak orang yg mendapatkan uang dari hal ini loh.

3. Memasak
    Waktu luang juga bisa digunakan untuk berkreasi mencoba resep-resep baru loo. Kamu bisa menggunakannya untuk resep-resep masakan yg simple sampai dengan sulit. Saat ada waktu luang, pastinya memasak yg agak rumit bisa dijalankan dengan tenang, hati-hati dan nyaman karena tidak terburu waktu.

4. Membereskan rumah
    Seringkali saat sibuk, kita ga sempat membereskan rumah yaa. Malah acapkali rumah jadi berantakan dna tidak terurus. Naah kita bisa menggunakan waktu luang ini untuk membersihkan rumah sehingga terlihat lebih rapi

5. Berolahraga
    Pekerjaan yg menumpuk sering membuat kita lupa berolahraga. Padahal seperti kata pepatah, di dalam tubuh yg sehat ada jiwa yg kuat. Gunakan waktu luang untuk berolahraga sesuai dengan kemampua tubuh kita.

6. Mengerjakan Hobi
    Nah di poin no 2 dan 3 adalah salah satu dari hobi yang bisa dilakukan Ladies. Selain itu tentunya masih banyaaak hobi-hobi lainnya. Seperti menonton film, bernyanyi, mendengarkan musik, berkebun, dll. Kamu bisa meilih mengerjakan hobi-hobi yg biasanya tak bisa dilakukan saat sibuk.

7. Tidur
     Inii adalah hal yg paling mudah dan biasanya jadi favorit untuk mengisi waktu luang setelah kesibukan yg bikin penat yah 😂😂. Yup, tidur. Melakukannya ga sulit kok, cukup sediakan kasur, bantal dan ditambah guling, oh yaa jangan lupa selimut yaa 😆

OK, Ladies, itulah beberapa tips untuk mengisi waktu luang. Selama hal-hal yang kamu kerjakan ga merugikan diri sendiri atau orang lain serta melanggar larangan agama, sah-sah aja untuk dilakukan yaa Ladies.

Wednesday, 5 July 2017

Pernikahan bukan Penyelamatan

Banyak Cerita - Ladies, entah kenapa, banyak sekali wanita Indonesia yg berpikiran bahwa menikah adalah salah satu penyelamat dalam hidup mereka. Weelll, adakalanya hal tersebut benar, seperti, kamu ga lagi harus ke mana-mana dalam pantauan dan radar ortu, jadi bisa lebih "free" pergi-pergi. Yep, memang ada kalanya itu bisa jadi solusi, tapi percaya deeh, pernikahan itu juga bukan sesuatu yg bisa menyelamatkanmu untuk banyaakk hal

1. Finansial
    OK, masuk akal jika pasangan mu adalah orang yg tajir kek Ricahrd Mulyadi pewarisnya perusahaan obat itu. Tapii kan yaa kalau kamu ga se yahud Paris Hilton atau at least sekeceh badai Syahrini, yaa hampir ga mungkiiin banget lah yaa kamu dapat pasangan secetar itu. Kebanyakn yaa dapat yg sesuai dirimu atau paling ga gaji di atas UMR dikit. Adakalanya kalaupun dapat yg manager atau di atasnya emang kamu bisa jamin, dia akan ada di posisi itu foooreeeeveerrr?! Ga kan? belum tentu!! Ditambah umur ga ada yg tau (bukannya nyumpahin). So, jgn jadikan pernikahan sebagai upaya melarikan diri dari masalah kebokek-an mu. Setelah menikah, gaji bertambah, tapiii pengeluaran kan juga bertambah boo!! Apalagi jika ada anak kelak. Diapers, susu, baju, belom biaya sekolah. Soo ga rugi banget kalau sebagai wanita kamu tetap bekerja keras seperti jaman muda.

2. Cinta Sejati
    Yup, namanya pasangan harusnya menjadi cinta sejatimu, soulmate or apalah namanya itu. Kan seumur hidup (harapannnya) sama dia. Tapii saran aja sih ladies, jgn terlalu memberikan seluruh hatimu padanya. Namanya manusia, bisa berubah. Everything can changes, good nor bad. Ga ada yg tetap kecuali perubahan. Itu yg harus disadari setiap manusia. Pernikahan dibawa santai aja, tapi serius. jangan invest 100% cintamu pada seseorang (atau sesuatu). Hiduplah di saat ini, jgn di masa lalau apalagi masa depan.
   
     Naah ladies, segitu dulu sih yaa tipsnya. Jika terlalu pendek, monggo ditambahkan sendiri yah 😄😄

Monday, 3 July 2017

Pernikahan dan Anak

Banyak Cerita - Ladies, sebelumnya saya mau ucapin Minal Aidzin wal Faidzin yaa, mohon maaf lahir batin. Maafkan sudah bertahun tahun (halah lebaay) ga menulis, kini saatnya mengupdate blog ini lagi. (kek ada yg baca aja loo) 😝.
                           OK, masih berkaitan dengan lebaran nih, pastinya yg namanya lebaran ga lepas dari silaturahim. Yup, silaturahim alias sambung family. Bukan silaturahmi yg artinya sambung badan yah :P. Yup di masa2 silaturahim ini, kalian pasti akan ketemu banyaak banget saudara, bude pade, kakek nenek, om tante, cucu cicit 😜, daan semuaa yg berhubungan darah atau bahkan hanya sekedar tetangga sebelah rumah, temen jaman SD, kenalan pas belanja di pasar, dll.
                            Biasanya apasih yg diomongin setelah kalimat Taqabalallalhu minna wa minkum, minal aidzin wal faidzin atau mohon maaf lahir dan batin terucap? Yaa dari obroloan remeh temeh kek kacang rebus (karna kacang goreng dah terlalu mainstream 😜), sampai obrolan yg lumayan berbobot (kepo maksudnya 😜) . Biasanya yg muncul adalah pertanyaan kek " sekarang kuliah di mana?", "dah lulus belom?", "pacarnya kok ga diajak?", "gendutan yah sekarang?", ""dah isi belom?" (isi apa nih mie goreng apa bihun rebus? 😛), "kapan punya anak?" daaannn berbagai pertanyaan pribadi lainnya.
                           Kalau pertanyaan yg biasa ditanyakan ke penulis sih biasanya adalah, "dah isi belom?', "kapan nih punya anak?" daan disertai dengan kalimat kalimat penguat "si A ajaa dah hamil looh, padahal nkahnya baru", "buruaan jgn kelamaan, inget umur", "apa KB yah?". Hadeeuuh plihzz deeh, emang nya nikah tuh harus beranak cepet yah? Lagian, kalaupun iyaa, situ mau bayarin lahiran atau ngasih tabungan pendidikan buat anak ane?? 😛. Apa mau kasih Bedcover Set sama Nursing Apron lengkap kap kap gituu?? 😂. Biasanya siih org kek gitu cuma kepo ajaa, ga bneran mau nolong or ingin tau. wkwkwk.
                           Kalau menurut ane sih yaa, yg namanya nikah itu ga harus langsung punya anak. Punya anak cepet ga salah, punya anak ntar2 juga ga salah. Punya anak banyak, oke2 aja, punya anak sedikit juga ok2 ajah. Yang terpenting adalah bisa merawat anak2 tersebut dengan benar. Mendidik dan mengayomi anak2 dengan cara yg tepat. Terus gimana dong kalau si pasangan ga punya anak? Ya its okey jugaa. Ga semua beruntung diqodar bisa memiliki anak kan? Ga semua orang juga yg (ternyata) ingin punya anak. Apapun yg terjadi, value utamanya adalah keluarga yg sakinah, mawadah warahmah. Dengan atau tanpa anak. Suami istri saling mencintai, setia, support satu sama lain. Anak bukanlah ukuran kebahagiaan seseorang, banyak toh anak yg lahir dalam keluarga broken home, ga berkualitas. Banyak pula anak yg hidup dengan org tua ga berkualitas. Ayah doyan kawin cerai, ibu suka narkobaan (vice versa) daan berbgai keluarga bermasalah lainnya. Apa malah ga kasian tuuh?? Tapii banyak juga anak2 yg beruntung bisa hidup di keluarga harmonis, bahagia, sejahtera. Yaa berarti si parents emang sebelum punya anak sudah punya hubungan berkualitas.
                         Jangan pula menjadikan anak sebagai syarat untuk suatu perubahan. Jika dah punya anak si ayah bakalan bertanggung jawab kok, kalau dah punya anak si ibu bakalan dewasa kok. Noo, gada yg bisa membuat seseorang itu berubah, kecuali org tersebut memang menghendakinya. Anak adalah faktor eksternal, dan seperti kita tau, perubahan diri sendiri terjadi karena faktor internal. Berubahlah jadi bertanggung jawab dan dewasa SEBELUM kamu memiliki anak. Itu yg benar. Jangan jadikan anak sebagai korban percobaanmu dan pasangan mu. Bertanggung jawablah! Anak sendiri adalah individu baru yg pastinya punya kehendak sendiri dan kelak akan punya masalah sendiri. Dia bukan solusi atas semua masalah dan ketidakbecusanmu.
                        So ladies, apapun pilihanmu, punya anak atau tidak, mau punya 1 atau more than 1, lakukanlah dengan penuh tanggung jawab dan samakan value mu dengan pasangan. 😉
                      

Tuesday, 6 December 2016

Childfree atau Childhave?

Banyak Cerita - Setelah menikah, saya dihadapkan oleh pertanyaan berikutnya, "kapan punya anak?". Jujur, sebenarnya lelah yaa dengan pertanyaan yang terus berdatangan. Mulai dari kapan lulus kuliah, kapan punya pacar, kapan menikah, kapan punya anak, kapan anaknya gede, kapan anaknya sekolah, kapan punya menantu, daannn segudang pertanyaan yang menggebu-gebu lainnya :p.

Awal-awal pernikahan, suami bilang, dia ingin menunda anak dulu setahun. Ingin pacaran dulu katanya. Saya sih setuju saja. Walau diakui, umur sudah kepala 3, sudah ga semuda dulu lagi, tetapi hasrat untuk menikmati pernikahan dengan suami tak bisa dibendung lagi. Yaah namanya juga pengantin baru, maunya bareng-bareng terus, berdua terus, romantis-romantisan terus, daan segudang kisah klasik lainnya. hehe. Akhirnya, tanpa direncanakan dengan matang, jadilah kami menunda momongan. Saya juga merasa belum siap memilik anak sekarang-sekarang ini. Saya senang, suamipun riang.

Tetiba saat saya mengunjungi sebuah page di FB, ada link yang mentautkan ke sebuah page yang bernama Indonesia Childfree Community. Sebuah komunitas untuk orang-orang yang tak ingin memiliki anak. Well, its a new for me. Saya baru tau loo bahwa ada orang-orang yang ga tertarik punya keturunan. Saya sendiri sudah merasa aneh, suka dengan anak kecil, tetapi maleess banget jika harus mengurus mereka. I love kids, they are so funny and kyut. Tapii kalau memikirkan harus momong mereka rasanya eergh, MALES. Ga sabaran saya ini ternyata. Dulu saya pikir saya aneh dan ini hanyalah fase yang akan lewat. Tetapi ternyata ada komunitasnya boo. Jadilah saya mendaftar ke situ. Lewat serangkaian interview singkat, masuklah saya ke sana.

Kesan pertama adalah, wooow, ternyata kebanyakan anggota grup ituu pintar-pintar yaa. Mereka cerdas dan sangat open minded. Ada juga sih yang garis keras, tetapi mostly orang-orangnya itu berwawasan luas. Yang paling sering mereka obrolin adalah orang-orang yang beranak tapi menurut mereka tidak bertanggung jawab. Entah dari segi mental, fisik bahkan finansial. Banyak cerita yang mengenaskan tentang parents di sekeliling mereka. Mulai dari teman, kenalan bahkan keluarga sendiri. Semua keluh kessah dan sumpah serapah mereka utarakan di sana. Kayaknya itu beneran tempat sampah mereka di dumay. Walaupun kadang saya suka miris membacanya, harus saya akui kebanyakan yang mereka katakan adalah logis. Kebanyakan dari mereka itu berpendidikan tinggi, dan sudah berpengalaman di berbagai bidang. Namun sayang, banyak dari mereka yang agnostik bahkan atheist. Jujur saya mengerti istilah agnostik dari sana. Banyak pula hal baru yang saya dapatkan dari grup tersebut. Seperti bahwa mempunyai anak itu adalah pilihan, bukan kewajiban. Namun norma-norma di masyarakat yang membuat hal itu tampak jadi kewajiban. Alasan-alasan mereka untuk CF (ChildFree) juga beragam, mulai dari finansial, trauma masa lalu, kesehatan, kebebasan sampai sesimpel memang ga suka anak kecil. Walaupun begitu saya melihat bahwa stigma orang yang CF itu adalah egois tidak benar sama sekali. Karena mereka juga melakukan keputusan mereka dengan penuh tanggung jawab. They have strong reason why they wont have child dan menurut saya tidak mempunyai sesuatu karena yakin diri sendiri tidak akan mampu merawatnya atau menanggungnya adalah keputusan yang sangat tidak egois melainkan sangat bertanggung jawab.

Saya sendiri memang juga sampai saat ini masih belum ingin mempunyai anak, namun di satu sisi juga menginginkannya. Saya sudah bilang sih dari awal kalau saya tu fence sitter (tengah-tengah), ga anti tapi juga ga pro. Saya masih ingin ada anak soleh/ah yang mendoakan kelak jika saya sudah meninggal, atau melakukan kebaikan yang saya ajarkan, serta menambah pahala saya yang rasanya masih sangat sedikit ini dan saya juga ingin menjadi ibu yang membanggakan di mata mereka. Namun di sisi lain saya merasa banyaak kekurangan yang ga bisa dijelaskan satu persatu. Saya masih harus struggle dengan diri saya sendiri. Bagaimana bisa saya menghandle seorang anak, jika menghandle diri saya sendiri sajaa masih keteteran. Sungguh itulah yang masih ada di pikiran saya saat ini.

Saya tidak tahu bagaimana hidup saya di masa depan, jikalau tetiba Allah mengqodar saya punya anak, itu berarti Allah mempercayai bahwa saya mampu. Namun jika tidak, berarti Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Apapun itu saya hanya ingin pernikahan saya langgeng, sakinah mawadah warahmah sampai akhir hayat, tanpa atau dengan adanya anak dan saya berharap masih diizinkan bergabung di grup tersebut walaupun jika kelak saya punya anak. Karena sungguh alasan saya bergabung adalah saya ingin lebih membuka mata, membuka pikiran dan tidak menjadi orang yang picik. Sekian.

Friday, 14 October 2016

#stoptanyakapan

Banayk Cerita - "Kapan nikah?", " Kapan punya anak?", "Kapan nambah lagi?", daaan sederet pertanyaan berawalan K pasti sudah sering kamu dengar ladies. Apalagi kita-kita yang tinggal di Indonesia ini, hidup ga lepas dari penelitian tetangga. Hahaha. Pastinya beteee banget yah, kalau harus mikirin pertanyaan yang jawabannya ajaa ga tau hilalnya. Ujian udah capek, kok masih harus jawab pertanyaan ga penting sih??

                        Sebenarnya apa sih pengaruh bagi kita jika mereka tahu jawabannya? Apa pula sih pengaruhnya buat mereka jika tahu jawabannya? Kapan nikah? Laah lo mau nyariin gue jodoh? atau mau bayarin DP resepsi?? Kapan punya anak? Lo mau bayarin anak gue skolah yaa? Atau mau beliin susu dan baju bayi buat dia? Kalau jawabannya iya, yaa ga penting banget nanya apalagi kalau jawabannya ga. Ga akan nyariin jodoh, ga akan bayarin dp resepsi, ga akan biayain sekolah, dll. So stop your fucking mouth sis!! Uuups, maaf kalau kasar

Saturday, 8 October 2016

Berbagi suami?!

Banayak Cerita - Dalam kehidupan manusia, biasanya akan memasuki yang namanya pernikahan kan yah? Dalam babak baru ini, semua manusia pasti mengharapkan yang namanya happily ever after. Tapiii, sayangnya kehidupan tuh ga berlangsung selalu seperti yang seharusnya terjadi. Sebenarnya kalimat seharusnya itu juga ga aada sih. Cause kan namanya juga manusia, hanya pelaksana takdir Tuhan saja (if u believe God) jadi terkadang nasib tidak berpihak pada kita. Niat nya sih ingin memiliki pernikahan bahagia selamanya, hanya dengannya, eeh taunya dia ga bercita-cita sama kayak kita. Misal, suami mau kita di rumah aja, eeh tapi kitanya yang ga mau ladies. "Ngapain gue sekolah tinggi-tinggi kalau ilmu gue ga kepake?", " Gue kan butuh aktualisasi diri di masyarakat sayaaanngg!", dll berbagai macam kisah sepele lainnya. Selain itu ada juga sih yang ekstrim, kayak beberapa kasus yang terjadi, si suami mulai bosen atau punya masalah kebutuhan seks yang tinggi. Salah satu dari temannya teman saya (halah pusing yah), suaminya hyper sex. Kebetulan, sang istri ituuu masa menstruasinya lama, maungkin lebih dari seminggu. Naah selama masa itu kan yah, si suami mesti nahan2 dong kalau mau ML. Naah sayangnya si suami ga bisa nahan selama itu, katanya kepala pusing cenat cenut.  jadinya yaa udah deh, si suami bilang sama istrinya kalau dia butuh tambahan satu istri lagi biar bisa melayani hasratnya dia yang tertahan. Weess, saya ga tau deh gimana tanggapan istrinya ladies. Tapi yang saya tau kemungkinann besar pasti sediiihhh banget. Harus berbagi suami (dan anunya) sama wanita lain. Masih mending kalau si suami orang berada, jadi masalah finansial biasa sedikit teratasi.  Naah kebanyakan kasus malah, yaa maaaaff banget yah, duit kere, mau nya mencla mencle. Kebanyakan mau gitu. Ituu yang bermasalah biasanya di kemudian hari.

Saya pribadi ga menolak poligami ladies. Jika melihat di berita ada suami yang menikah lagi jusru karena dukungan istrinya, saya ikutan gembira kok. Karena di situ saya melihat ada istri yang berbahagia, ikhlas dan mendukung suaminya. Yang bikin saya bete itu adalah poligami di mana ada pihak (khususnya istri) yang merasa tersakiti. Baik istri pertama, kedua, dst. Termasuk juga anak-anaknya. It doesnt matter, if your family support you. But mostly, the fact is pathethic. Banyak istri dan anak-anaknya yang terlantar, entah dari istri pertama atau maduannya. Salah satu orang yang saya kenal adalah anak dari istri pertama, dan dia menceritakan bagaimana ibunya harus berjuang membiayai dia dan 5 saudaranya yang lain, karena ayah mereka lebih sering berada dan stay di rumah istri kedua. Bgaaimana dia hidup tanpa figur seorang ayah, ayahnya sih ada, masih hidup, dia tahu siapa, cuma yaa ga pernah ketemu. Laah terus piyee?? itu gimana bisa disebut ayah coba?? hanya karena dia membuat si anak ini hadir gitu di dunia?? Padahal seorang ayah tuh ga cuma seseorang yang membuat kita muncul di dunia ini, tapi juga yang muncul seutuhnya dalam kehidupan kita. Ikut tumbuh dan berkembang seperti kita tumbuh dan berkembang, ikut menemani, membantu kita melalui semua prosesnya. That's called daddy!!

Jika mau berpoligami jangan cuma inget ayat lelaki itu boleh beristri 4, tapii juga harus ingat ayat harus berlaku adil, ga ada manusia yang bisa adil, inget cerita di mana Nabi Muh bahkan ga segan-segan turun ke dapur membantu istrinya bekerja, ingat dalil bahwa laki-laki akan dimintai pertanggungjawaban atas istrinya, ibunya, saudara2 perempuannya (adik/kakak), dan anak perempuannya. That's mean, semaakiin banyak istri, anak perempuan, dan saudara perempuan, maka makin banyaklah tanggung jawabnya. Yang mana jika ga bisa melakukannya dengan adil dan benar, surganya taruhannya!! So, susah banget kan kalau poligami itu sebenarnya. Oh ya btw laki-laki juga akan ditanya mengenai anak-anak lakinya juga sih, kan ayah itu kepala keluarga. Tapi yaa sayangnya, kebanyakan laki-laki hanya inget 4 nya aja, inget haknya aja tanpa inget kewajibannya. So sad. Kemunduran dalam umat Islam sih ini namanya.

Saturday, 26 March 2016

Terlambat menikah? Adakah?

Banyak Cerita - Pernikahan selalu menjadi topik yang seru banget kalau diceritain. Mulai dari pertanyaan kapan, dimana dan yang paling utama dengan siapa? Naah ladies itu juga menjadi momok yang menakutkan buat kebanyakn wanita di Indonesia. Namanya juga pertanyaan yang selalu menjadi favorit di setiap pertemuan keluarga.

Naah berhubungan dengan hal itu, maka dimulailah opini tentang terlambat nikah. Bagi beberapa orang usia di atas 20 tahun sudah masuk kategori terlambat nikah. Namun untuk masyarakat di perkotaan mungkin di atas 35 tahun yang diartikan terlambat.

Padahal yaa terlambat itu kan jika kita punya janji atau ada peraturan yang menyiratkan kita harus datang atau melakukan sesuatu sebelum jam tertentu dan kita melewatinya maka itu yang dinamakan terlambat. Padahal kalau menikah memang kita janji atau bikin peraturan sama siapa???? Sama keluarga? teman? pacar? atau tetanggakah??

Kalau kita ga merasa janji atau terikat peraturan waktu yaa berarti gada yang namanya TERLAMBAT NIKAH. Itu hanya pembenaran dari orang-orang yang suka ngebully dan merasa beruntung karena mereka menikah sebelum kita. Padahal belum tentu juga pernikahannya itu berkualitas. Banyak yang cuma yaa sekedar menikah ajaa tapi ga jelas visi misi pernikahnnya apa? Mau travelling barengkah? mau mencetak anak-anak hafidz Quran kah? atau hal-hal lain semacam itu.

Karena itu ladies, teteplah enjoy dengan jalan hidupmu atau rencana pernikahanmu dan satu lagi, ga perlu ikut-ikutan ngebully para jomblo yaah setelah kamu menikah nanti, hanya karena kamu merasa kamu beruntung lebih dulu menikah dibandingkan mereka. :)